Hey, ini aku!

Foto saya
Surabaya, Jawa timur, Indonesia
Big fans of AFGAN and SUPER JUNIOR, Siwon is my biased :). Twilight Saga Addict, and DVD collector. Journalist, part of my life!

Senin, 27 Februari 2012

JURNALIS ITU PANGGILAN JIWA

Entah kapan pastinya aku tertarik dengan dunia jurnalistik, tapi saat ini aku jadi sangat bangga menjadi seorang jurnalis. Yah, meski aku hanya seorang jurnalis majalah sekolah tapi aku merasa sangat senang dan bangga menjalaninya. Tak ada beban, tak ada rasa terbebani. Semuanya murni panggilan jiwa.

Aku menyadari bahwa hasrat menulisku ini sudah tumbuh sejak aku masih kanak-kanak. Saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar, hampir setiap hari aku mengisi waktu menjelang tidur dengan menulis diary. Dari menulis diary inilah aku menjadi tertarik untuk mengembangkan hobi menulisku ini menjadi bentuk penulisan yang lebih kompleks.

Awal mula aku mencoba menulis puisi, entahlah hasil itu memang benar-benar bagus atau bagaimana tetapi mama ku selalu berkata bahwa puisi hasil karya ku bagus. Pasti aku merasa senang saat mama berujar demikian, dan dahulu memang aku berpikir bahwa puisi karya ku memang bagus.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku semakin mengembangkan tulisanku. Aku ingat saat pertama kali aku diberi komputer pribadi oleh papa, setiap pulang sekolah aku selalu menulis. Kebanyakan yang aku tulis adalah puisi. Dengan bahasa khas anak-anak, aku merangkai kata menjadi kalimat indah dalam puisiku.

SD kelas 6, hobi ku bertambah. Aku jadi senang membaca, hahaha. Berkat seorang teman yang meminjami aku novel, aku jadi memiliki hobi membaca. Novel pertama yang aku baca adalah novel karya penulis favorit ku, Esti Kinasih. Novel berjudul "DIA TANPA AKU" itu berhasil merebut ruang dihatiku. Aku dibuat penasaran oleh sang penulis, siapa Esti Kinasih itu?

Aku searching di internet dan aku menemukannya. Esti Kinasih mengubah hidupku. Dari Mbak Esti (sapaan Esti Kinasih) aku memiliki tekat untuk menjadi seorang penulis. Menulis itu menyenangkan. Biasanya, orang yang suka menulis memiliki daya imajinasi yang tinggi. Namun aku, tak merasa demikian.

Mencoba membuat cerpen, namun gagal. Itu usaha pertamaku. Aku masih ingat betul saat memasuki sekolah menengah pertama, aku mencoba menulis cerpen. Dengan pedoman sastra yang nihil, aku tetap berusaha. Hasilnya buruk, menurut saudara-saudara ku yang aku suruh membacanya. Ada yang bilang, nggak nyambung dan ada juga yang bilang tata bahasaku tidak tepat.

Aku tidak langsung kecewa dan putus asa saat ada yang mengkritik cerpen buatanku, aku terus berusaha dan berusaha hingga akhirnya aku mengalami kejenuhan. Maklum saja, aku ini orang yang gampang bosan. Saat mengalami kejenuhan inilah aku mencoba merubah fokus tulisanku dari cerpen menuju novel.

Perubahan ini sangat membuat aku bersemangat. Aku menulis, menulis, dan terus menulis. Karyaku sudah banyak, namun karangan yang menuju ke novel aku rasa belum ada. Semua masih berbentuk cerpen. Namun saat aku berniat ingin mempublikasikan tulisan-tulisanku, ada orang jahat yang tega mengambil komputer pribadiku yang berisi banyak tulisanku.

Jadi kejadian itu terjadi saat aku mengikuti sebuah ajang journalist blog tahun 2010 lalu. Berawal dari teman yang meminjam komputer pribadiku untuk memposting karya nya lah orang jahat itu mengambilnya. Sedih, kacau, dan marah. Tiga hal yang aku rasakan saat itu. Awalnya aku memang tidak rela, namun lambat laun aku merasa bahwa aku harus move on dan tidak boleh stuck pada satu titik saja.

Aku bangkit, aku dapatkan lagi komputer pribadi pengganti dari papa. Aku menulis lagi, dan rasanya amazing. Oh ya, saat ini aku bekerja sebagai seorang repro di majalah Provoke! Tugas repro adalah menghimpun berita tentang event atau sekolah untuk diterbitkan di sebuah majalah bernama Provoke!

Dari sinilah karier jurnalisku dimulai. Berawal dengan menjabat sebagai seorang anggota majalah sekolah, aku naik pangkat menjadi wakil redaksi di majalah sekolah hingga aku mendapat pangkat sebagai repro majalah Provoke!

Aku merasa sedih ketika ada seseorang yang bergabung di majalah sekolah ku hanya ingin mencari popularitas dan ke eksisan saja. Dunia jurnalistik bukanlah dunia yang main-main, jika kamu memainkan sebuah tulisan maka karier mu akan selesai disitu. Ketika seorang jurnalis menulis berita yang asal, maka habislah reputasi nya jika apa yang dia beritakan itu tidak benar. Oleh sebab itu, kita harus menulis berita dengan mengedepankan fakta.

Mimpiku adalah menjadi seorang jurnalis majalah atau surat kabar. Berharap suatu saat aku dapat meraih apa yang aku inginkan. Saat ini aku sedang menulis novel remaja, semoga dapat selesai dalam waktu dekat dan aku dapat mengirimkannya ke salah satu publisher. Semoga ada publisher yang menerima karya ku dan mau menerbitkannya.

Tekuni apa yang kamu sukai, bahwa sesungguhnya kamulah yang akan tau apa yang terbaik untuk masa depanmu :)

Keep Writing!